Apakah bukan mimpi Integrasi yang dulu memberi Anda tempat bersekolah, memberi jaminan masa depan, hingga bisa melangkah ke Institut Ilmu Pemerintahan di Jakarta?
Apakah bukan berkat keberanian dan darah para martir Integrasi Anda bisa duduk di bangku kuliah ketika saudara-saudara Anda di pedalaman masih hidup dalam perang dan ketakutan?
Ironis.
Dulu Anda hidup dari hasil perjuangan Integrasi.
Hari ini, Anda menertawakan mereka yang masih setia.
Dulu Anda dibela oleh pejuang yang disiksa Fretilin.
Hari ini Anda diam ketika pembantai mereka dielu-elukan sebagai pahlawan.
Dan yang paling menyedihkan: Anda tidak menyangkal isi tulisan kami. Anda hanya berkata “Integrasionis baru bangun dari mimpi” — tanpa satupun bantahan terhadap fakta pembantaian, penjara ilegal, penyiksaan, atau kuburan massal yang dilakukan Fretilin.
Inilah wajah dari kepengecutan intelektual. Ketika fakta tidak bisa dibantah, maka komentar yang lahir hanyalah sindiran murahan.
Kami bangga disebut “baru bangun dari mimpi.”
Karena jauh lebih baik terlambat bangkit demi kebenaran, daripada tidur panjang dalam kenyamanan palsu yang dibayar dengan darah saudara sendiri.
Karena jauh lebih baik terlambat bangkit demi kebenaran, daripada tidur panjang dalam kenyamanan palsu yang dibayar dengan darah saudara sendiri.
Dan satu hal yang perlu Anda ingat:
Kami tidak bangkit untuk menjatuhkan orang seperti Anda.
Kami bangkit untuk menyambung suara mereka yang telah dibungkam.
Kami tidak bangkit untuk menjatuhkan orang seperti Anda.
Kami bangkit untuk menyambung suara mereka yang telah dibungkam.
Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa dalam sejarah Timor Timur, tidak semua orang memilih diam. Tidak semua orang lupa. Dan tidak semua orang menjual nuraninya demi bendera yang salah.
Salam Merah Putih, Salam Integrasionis!
dari kami yang tetap sadar,
bahkan ketika yang lain memilih tidur panjang dalam rasa nyaman yang dibangun dari pengkhianatan.
dari kami yang tetap sadar,
bahkan ketika yang lain memilih tidur panjang dalam rasa nyaman yang dibangun dari pengkhianatan.