Sejarah Indonesia yang sedang ditulis ulang akan di-launching tahun 2025 ini. Kami mengikuti beberapa seminar nasional terbuka. Terbaru minggu lalu di UI (Universitas Indonesia). Kami sudah mendapatkan "draf-nya". Kami pilih yang sesuai dengan fokus, yaitu Timor Timur/Timor Leste.
Setelah membacanya dengan hati-hati. Kami berpendapat bahwa sejarah Timtim, ini menjadi begitu menarik, nyatanya dibahas disetiap rezim dalam bentuk Bab juga hingga sub bab. Dari jaman Orde Baru ketika kita mengenali "Timor Timur", propinsi jajahan Portugis yang ditinggalkan, hadir dalam untaian sejarah Indonesia. Dilanjutkan kisah dilepaskannya Timtim oleh Habibi, dan terus dibahas pada jaman Gusdur, Megawati, SBY, hingga akhir rezim Jokowi (2024). Untuk Prabowo, sejarah belum ditulis.
Dengan kehadiran Timtim disetiap sejarah pemerintahan Indonesia, maka praktis, Timtim masuk dalam kajian resmi sejarah Indonesia selama 50 tahun-an, lebih dari setengah abad. Bagi kami lebih mengagetkan, beberapa bulan lalu, kami rekam pernyataan Ketua Penulisan Ulang Sejarah Indonesia (Prof. SUSANTO Zuhdi - UI) bahwa dipastikan sejarah Timtim tidak dihapuskan dan akan dimasukkan/dibahas pada bagian: jaman Orde Baru. Wow, setelah lihat draf-nya, ternyata melebihi dari info yang kami terima tersebut.
Mereka, orang Indonesia, yang menganggap Timor Leste itu "ngak berguna" "ngak penting" langsung dibantah dengan sejarawan yang umumnya bergelar profesor dan doktor. Kami yg memang fokus mempelajari sejarah Timor Timur kemudian tercengang, terkaget, juga "terkagum" melihat "ketertarikan" Indonesia terhadap Timtim/Timor Leste.
Kami belum berfikir jauh ada apa dibalik ini karena teks lengkapnya dalam bentuk buku belum dicetak. Namun, kami pastikan, posisi Timtim amat berbeda dengan posisi Indonesia dalam buku babon Timor Leste yang berjilid-jilid berjudul "Chega!". Yang kami lihat ialah lebih banyak bentuk penghargaan Indonesia terhadap negara kecil bernama Timor Leste, dari sebuah usaha menolong dari keterbelakangan dampak penjajahan Portugal, aktif dalam rekonsiliasi, ikut membangun Timor Portugis dalam beragam bentuk kerja sama yang memudahkan, dan dukungan diplomasi internasional secara penuh untuk Timor Leste, salah satunya ialah soal keanggotaan ASEAN. Penulisannya jauh lebih positif dan berkemanusiaan menempatkan Timor Leste dalam perjalanan sejarah Indonesia secara bermartabat. Didalamnya termasuk juga, mereka orang Timtim yang tetap mempertahanakan ke-WNI-annya.
Dengan rentetan keberpihakan Indonesia terhadap Timor Timur dalam sejarah (baik itu yg kini sudah jadi RDTL maupun orang Timor yang WNI), tidak berlebihan jika kami menyebut bahwa Timor Timur Tetap Menjadi "Anak Emas" Indonesia.
Admin Timtim Files