KARENA GATAL INGIN DIPUJI, MANTAN STAF UNAMET TIMOR LESTE BONGKAR SANDIWARA JAJAK PENDAPAT 1999


Oleh : Basmeri Integrasionis

Timor Leste bukanlah negara yang lahir dari kehendak murni rakyat, melainkan sebuah konstruksi rapuh yang disusun dari kepalsuan, rekayasa global, dan ambisi politik. Di balik retorika "kemerdekaan", tersimpan tabiat asli masyarakat yang haus pujian, gila pengakuan, dan pamrih akan jasa perjuangan. Namun, sejarah tak bisa dibohongi selamanya—tabiat asli mereka lambat laun akan tersingkap, membongkar topeng kebusukan yang selama ini mereka kenakan.

Pengakuan yang Membongkar Sandiwara UNAMET
Baru-baru ini, sekelompok mantan staf UNAMET—yang rupanya gatal akan pengakuan—menggelar pertemuan dan terang-terangan menuntut pengakuan atas "kontribusi mereka dalam perjuangan kemerdekaan". Pernyataan ini bukan sekadar klaim kosong, melainkan pengakuan telanjang bahwa UNAMET tidak pernah netral.
Mereka dengan bangga mengaku bekerja untuk "kepentingan perjuangan kelompok CNRT", bukan sebagai mediator imparsial PBB. Inilah bukti nyata yang membenarkan tuduhan pro-integrasi selama 25 tahun: UNAMET ternyata adalah alat politik gerakan anti-integrasi.

Kebohongan yang Terungkap Setelah Dua Dekade
Lebih dari 20 tahun setelah jajak pendapat 1999, kebenaran tentang peran PBB di Timor Timur akhirnya mencuat. Dari kecurangan sistematis, percepatan pengumuman hasil yang mencurigakan, hingga pengakuan terbaru mantan staf UNAMET—semuanya mengarah pada satu kesimpulan:
Proses 1999 bukanlah demokrasi.
Itu adalah rekayasa politik yang melibatkan PBB, Australia, dan kelompok anti-integrasi.
Kini, ketika mantan staf UNAMET sendiri terang-terangan meminta diakui sebagai "pejuang kemerdekaan"topeng netralitas PBB pun runtuhSandiwara itu akhirnya terbongkar.

Lalu, Apa Artinya Ini?
 Pro-integrasi benar sejak awal: Integrasionis selalu tahu UNAMET curang, tetapi dunia memilih tutup mata.
 Legitimasi Timor Leste semakin dipertanyakan: Jika proses kelahirannya dibangun di atas kecurangan, apakah ini benar-benar negara yang sah?
 PBB dan Australia tidak akan mengakui kesalahan: Mereka terlalu diuntungkan oleh pemisahan Timor Timur.

Pertanyaannya sekarang:
Akankah dunia internasional berani mengakui kebohongan ini?
Atau kebenaran akan kembali dikubur—dikalahkan oleh narasi politis yang lebih kuat?
Satu hal pasti: Sejarah tidak bisa dimanipulasi selamanya.
Kebenaran akan selalu menemukan jalannya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama