FALSE FLAG: SENJATA TIPU MUSLIHAT KUNO YANG MASIH MEMATIKAN DI ERA MODERN.

 

Oleh : Basmeri Integrasionis

Pada zaman dahulu, ketika lautan luas belum dikuasai oleh hukum internasional, dan kekuasaan ditentukan oleh layar yang terkembang serta meriam yang menggelegar, ada sekelompok bajak laut yang terkenal cerdik namun kejam. Mereka berlayar di antara pulau-pulau dan jalur perdagangan, mengincar kapal dagang yang kaya akan rempah, emas, dan sutra.
Namun para bajak laut itu tidak selalu menyerang secara terang-terangan. Mereka tahu bahwa jika kapal-kapal dagang melihat bendera bajak laut dari kejauhan, mereka akan lari atau bersiap bertempur. Maka para bajak laut itu menaikkan bendera palsu—bendera milik kerajaan sah, kapal dagang biasa, atau bahkan lambang agama yang dihormati. Mereka menyamar sebagai kawan. Mereka mendekat dengan damai. Dan ketika jarak sudah cukup dekat, mereka mengibarkan bendera aslinya: tengkorak dan tulang. Terlambat sudah. Kapal korban pun dirampok dan dihancurkan.
Inilah yang kelak disebut oleh sejarah sebagai operasi bendera palsu—atau dalam istilah modern: False Flag Operation.

Warisan Kelam yang Tak Pernah Usang
Taktik kuno ini ternyata bukan sekadar cerita lama. Ia berevolusi, beradaptasi dengan setiap zaman. Di medan perang modern, seragam musuh dipakai untuk memprovokasi. Di dunia maya, akun-akun palsu diciptakan untuk menyebar kebencian. Bom diledakkan, lalu sebelum asapnya hilang, tuduhan sudah dilontarkan kepada pihak yang ingin disalahkan.
Inilah false flag operation—sebuah seni pengelabuan yang sempurna. Bukan sekadar menyembunyikan kebenaran, tapi aktif menciptakan kebohongan yang siap dipercaya.
Strategi ini tidak mati bersama bajak laut. Ia menjelma dalam banyak wajah: dari medan perang kuno, hingga konflik modern. Ia digunakan oleh negara, ekstrimis, bahkan intelijen, untuk melakukan kekerasan sambil menyalahkan pihak lain untuk mengendalikan persepsi publik, memancing amarah massa.
False flag adalah seni menipu yang mematikan. Bukan sekadar menyembunyikan kebenaran, tapi aktif menciptakan kebohongan yang siap dipercaya. Dan dalam sejarah Timor Timur, kami yakin—kami melihat sendiri—bahwa ada tangan-tangan yang membunuh dalam gelap, lalu menunjuk terang-terangan ke arah Indonesia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama