Ibuuu, Sakitnya Bu…

Ilustrasi


Ane mau nyumbang 1 kisah lagi buat mengisi trit yang udah lumayan lama nggak ane jamah ini. Kisah ini berdasarkan penuturan dari ayahanda ane….Lokasi/nama/pangkat para pelaku ane samarkan demi menjaga perasaan keluarga yang ditinggalkan (seandainya salah satu keluarganya ada yang ngaskus di formil)

Kisah ini di mulai ketika peleton dari bokap ane mendapat seorang replacement untuk mengganti posisi rekannya yang harus di bawa ke Dili karena terjangkit malaria, personel ini menurut bokap ane masih sangat muda usianya sekitar 19 tahun (sebut saja Prada A ), dan dia baru saja lulus pendidikan Secata beberapa bulan lalu dan langsung di tugaskan ke tim-tim, prajurit muda ini terlihat sangat bersemangat karena memang ini impiannya, bisa bertugas di tim-tim seperti unit tempur yang lain …apalagi kemudian dia di tempatkan di dalam unit bokap ane (yang emang terkenal dengan salah satu unit paling berpengalaman di Tim-tim)…semua anggota peleton menyambutnya dengan sukacita, apalagi dia masih sangat muda, yah udah dianggap seperti adik sendiri aja….apalagi Prada A memang anaknya cukup bisa bergaul dengan tentara-tentara yang udah lumayan lapuk dimakan usia ini 

Singkat cerita pada suatu hari peleton bokap di perintahkan untuk melaksanakan patroli rutin, misinya sederhanaSearch and destroy apabila kebetulan bertemu dengan kekuatan fretilin di dalam patroli nanti, bokap ane kebetulan selalu kebagian membawa SMR 7,2 mm (typenya ane gak tahu)…sebelum berangkat semua personel mempersiapkan peralatan, mengecek amunisi, radio, mengisi water canteen (veples), setelah itu baru mendapatbriefing singkat dari danton secara singkat mengenai lokasi, situasi dan kekuatan fretilin yang diperkirakan ada di wilayah tersebut. Setelah briefing selesai dan dilanjutkan dengan Doa….peleton pun berangkat dengan perasaan bercampur aduk, saat itu hari masih pagi sekitar jam 07.00 WIT…..tapi si Prada A terlihat sangat bersemangat, apalagi ini adalah Tour of Duty nya yang pertama, dengan menenteng M16A1 nya dia terlihat sangat percaya diri, terkadang beberapa kali anggota peleton mengingatkan dia agar “ojo wedi-wedi tapi yo ojo kekendelen, tetep waspodo ojo sembrono” (jangan takut-takut, tapi ya jangan terlalu berani, tetep waspada jangan ceroboh).

Ketika peleton sedang berjalan…tiba-tiba Danton, memerintahkan si Prada A untuk menjadi peninjau depan (istilahnya ane nggak tahu)…otomatis dia harus berjalan paling depan, tapi semua anggota peleton kayaknya kurang setuju, disamping dia masih baru bertugas, mereka juga merasa nggak tega karena dia terlalu muda

Bokap ane kemudian berkata kepada Danton :

”Dan apa nggak lebih baik yang lain aja?? jek anyar arek iku nDan, sing tuek-tuek ae” (masih baru anak itu nDan, yang tua-tua aja)

Anggota yang lain : “iyo nDan…palingo durung sunat arek iku nDan” (iya nDan…kayaknya belum sunat tuh anak) dengan nada bercanda 

Danton : “ wis ra popo, biar sekalian belajar dia…A !! kamu di depan mau nggak?!”

Prada A : “SIAP MAU..!!”

Danton : “ya udah cepat sana, ati-ati ojo ngelamun !!”

Dengan sigapnya Prada A langsung berlari-lari kecil mengambil posisi di depan, disertai dengan pandangan mata was-was dari para anggota yang lain. Peleton pun bergerak kembali, Bokap ane pun perasaannya saat itu nggak enak, masih bertanya-tanya apakah perintah Danton kali ini tepat??

Tak ayal, tiba-tiba terdengar suara letusan senapan dari kejauhan “Duk !!” DAN disertai dengan Prada A yang jatuh terjengkang ke belakang….tanpa menunggu perintah semua anggota Peleton langsung tiarap dan mencari tempat perlindungan…sambil menunggu dan mencari dari mana asal tembakan tersebut…..ketika Bokap mau menarik tubuh Prada A kebelakang, rentetan tembakan menghujani posisi Bokap, Bokap ane pun kembali tertahan…begitu juga dengan anggota yang lain, ketika mereka mau menolong, juga di hujani dengan tembakan…akhirnya semuanya bertahan dan terjadilah kontak tembak yang dahsyat……letusan M16, SMR dan GLM saling bersahut-sahutan……di posisi musuh juga tak kalah ramainya, suara-suara senapan campuran juga saling bersahut-sahutan..menurut Bokap ane ada beberapa suara senapan yang terdengar familiar di telinganya ada M16, ada HK-G3 (ini suara yang paling di takuti ama personel ABRI saat itu) dsb.

Selama baku tembak tersebut beberapa kali Danton berteriak agar si Prada A di seret ke belakang, tapi apa daya tembakan Fretilin begitu gencarnya ke arah posisi peleton saat itu, bagaimanapun jangan sampai ada personel yang jadi korban lagi saat berusaha menolong personel yang tertembak tersebut. Bokap terus-terusan menekan pelatuk SMR-nya dan menghujani posisi musuh dengan tembakan…….tapi tetap aja mereka bisa membalas dengan lebih gencar, Granat dan GLM beberapa kali di lontarkan tapi tetap tak mengurangi intensitas tembakan fretilin tersebut. Diperkirakan kekuatan Fretilin saat itu beberapa kali lebih besar daripada kekuatan peleton Bokap

Bokap pun sempat berteriak kepada rekan-rekannya

Bokap :

“Cok, tulungen arek iku !! tak lindungi koen !!”

Anggota Personel : “ga iso klek (nama panggilan bokap, Dongklek) , gak iso obah aku !!” (Dengan terus di hujani tembakan dari arah musuh)

Radioman pun masih sibuk meminta bantuan kepada satuan lain, tapi kondisinya memang sangat genting saat itu, tiba-tiba Bokap mendengar sayup-sayup rintihan dari Prada A yang masih terbaring di tengah killing zone

rintihannya ini yang membuat seluruh anggota peleton trenyuh, bahkan ada beberapa anggota yang sampai matanya berkaca-kaca, mendengar rintihan Prada A, dia memanggil-manggil Ibunya “Buk, ibuuuk……..buk, ibuuuuk……buuuuk sakitnya ya Allahhhh!” (sambil menggeliat dan memegangi perutnya yang berlumuran darah)

Bokap mencoba menolong kembali, tapi tembakan gencar membuat bokap kembali merunduk , terdengar rintihan Prada A kembali “Buuuk, ibuuuk…….ibuuuuk sakiiiiiit buuuuuk”.

Kondisi seperti ini berlangsung kira-kira selama 2 jam……yang kemudian akhirnya Prada A gugur karena kehabisan darah

Ketika mengetahui Prada A sudah tak bergerak dan merintih lagi…….otomatis semua anggota Peleton seperti kesetanan, seperti bensin yang tersulut api mereka langsung keluar dari persembunyian dan mulai menembak membabi buta, granat dilempar, GLM di tembakkan, SMR disemburkan ke arah musuh, M16 tak henti-hentinya menyalak…sambil mengeluarkan sumpah serapah

“Bajingan koen !!”, “** SENSOR ** !!”, “Coook, Jancoook !!”

Loh anehnya tiba-tiba suara tembakan fretilin pun mereda dan mereka seperti menghilang gitu aja, tanpa buang-buang waktu Prada A langsung diangkut ke tempat terbuka untuk menunggu penjemputan oleh helikopter…..tak henti-hentinya anggota peleton mengucapkan istighfar dan tahlil (laaila ha Ilallah), tapi malaikat pencabut nyawa telah datang lebih dulu mengambil jiwa Prada A.

Dan inilah yang sampai sekarang membekas di ingatan Bokap ane, kayaknya bokap ane menyesal banget tidak bisa menolong Prada A hingga meregang nyawa dalam kesakitan, bokap hanya bisa berdoa semoga keluarga yang di tinggalkan, terutama ibunya bisa tabah menghadapi kenyataan kalau anaknya gugur dalam darma baktinya kepada bangsa dan negara sebagai prajurit ABRI yang meskipun hanya seumur jagung…

Semoga Amiien 


Sumber 1, Sumber 2, Sumber 3

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama