cerita ini dari almarhum kakek ane, beliau dari kesatuan ARHANUD ngawi, 2 kali TOD ke timtim.
Saat itu TOD pertama kakek ke timtim, karena berasal dari arhanud , kakek berpikir bahwa dia hanya akan mengawaki meriam PSU saja, tapi ternyata setelah tiba di bumi lorosae, mimpi tinggalah mimpi, ga tau bagaimana asal usulnya kakek bisa ikut patroli memburu krebo2 hutan.
Suatu hari saat beliau tengah patroli, cucuk lampah, atau istilahnya pointer didepan memberi isyarat bahwa akan ada krebo2 hutan yang mau memotong jalur patroli tim , seluruh anggota tim diperintahkan untuk siaga.
ga sampai 3 menit , meletuslah kontak senjata, menurut penuturan kakek.“woalah le, pas kui aku ndreddeg wel welan , nganti nyekel bedil wae tanganku kemringet “ (oalah cu, saat itu aku gemetaran gak karuan, sampe2 megang senjata aja tanganku berkeringat”
kebetulan posisi kakek di bagian belakang, penyekat. ada salah satu krebo hutan berlari ke arah kakek
menurut kakek “Freteline mlayu neng arahku, aku ndeleng jelas banget, senjataku yo wes tak kokang, kari njledore” (freteline lari ke arahku, aku lihat jelas sekali, senjata juga sudah aku kokang, tinggal dor nya saja)
Tapi, begitu kakek siap menarik pelatuk , pikiran kakek langsung menerawang
“Piye nek deweke nduwe bojo, nduwe anak, trus nek tak tembak mati, mesaake anak bojone” (bagaimana kalau dia punya anak istri , trus aku tembak, kan kasian anak istrinya)
Tapi..
”wes le akhire aku yo kepikiran, nek ora tak tembak, aku sing ditembak, bakal ora iso muleh omah, padahal ibumu iseh cilik” (akhirnya aku kepikiran, kalo ngga ditembak, aku yang ditembak, bakal ngga bisa pulang ke rumah, padahal ibumu(ibu saya, anak kakek yang tertua) masih kecil.
kakek mbidik dan..
“DORRR”
kakek nembak sambil merem, lucky shoot dan krebo hutan itu nyungsep 8 meter dari tempat kakek menembak. setelah itu? kakek ngga pernah ragu lagi.