Di wilayah Ermera terdapat beberapa titik rawan yaitu disekitar Gleno, yang menyambung dengan Railako, sebuah sektor yang belum dikuasai dan menjadi rute escape bagi lawan yang selesai melakukan penghadangan. Rute ini juga rawan dengan ranjau yang dipasang untuk menjebak kenderaan yang lewat. Karena itu, walau dari Ermera ke Dilli jalur tersingkat adalah rute Railako, namun tidak pernah dilalui karena masih dikuasai Fretilin. Pengamanan rute dilakukan oleh satpur-satpur yang membuat pos-pos dipinggir jalan. Sedang Komando Taktis terkadang berada di ketinggian disekitar rute yang dilalui. Yonif 315 mengontrol rute Ermerra, Yonif 303 di rute Remexio, dan 1 Yon Marinir mengawal rute Dare dan jalan-jalan masuk ke Dilli.
Rotasi pasukan dilapangan, pergantian satuan lama ke yang baru adalah lumrah. Yonif 315 yang sudah bertugas selama 6 bulan di gantikan oleh Yonif 721/Makkasau, organik Korem Taro Ada Taro Gau, yang bermarkas induk di Pinrang, sekitar 200km dari Makassar. Danyon 721/Makkasau adalah Letkol Inf.Harun Said. Yonif 721 bergerak memasuki medan operasinya berjalan dari kawasan Bobonaro ke Ermerra melalui daerah Atsabe dan Letefoho. Pergantian personil dan satuan pengamanan ketinggian juga dilakukan, karena otomatis jabatan Dan Sub Sektor Operasi beralih dari Danyon 315 ke Danyon 712.
Baru sehari Yon 721 dimedan operasi, serangan sporadis dan frontal dilancarkan Fretilin. Tembak menembak seru meletus. Pos pertahanan 721 di jembatan Glemo jadi bulan-bulanan mortir Fretilin. Perintah evakuasi personil dikeluarkan dan personil yang menjaga pos Gleno mundur perlahan-lahan membuat posisi pertahanan baru. Jembatan Glemo jatuh ke tangan Fretilin lepas tengah hari dan langsung membuat kubu pertahanan yang kuat.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Danyon 721 mengerahkan seluruh kompi senapannya termasuk kompi bantuan untuk merebut kembali Gleno. Anak-anak Yonif melancarkan serangan dari ketinggian Rihu dan mencoba merebut kembali jembatan. Pertempuran sengit meletus lagi. Suara mortir Fretilin saling bersahutan dengan mortir dari Kompi Bantuan 721. Dalam salah satu serangan mortir musuh, peluru jatuh tepat di timbunan mesiu/perbekalan Yon 721. Ledakan langsung terjadi, menewaskan 1 Bintara dan 2 Tamtama. 5 personil juga terluka cukup parah.
Kipan B pimpinan Lettu Inf. Amir merengsek pertahanan Fretilin dijembatan dari rusuk kiri serangan, namun langsung disambut tembakan sporadis 7.62 dan lemparan granat. Posisi dimedan rendah membuat mereka jadi bulan-bulanan. Meski korban berjatuhan, Kipan B terus maju. Namun korban yang cukup banyak, baik gugur dan terluka membuat perintah mundur dikeluarkan. Pengunduran Kipan B dilindungi Kipan A dirusuk kanan dan Satuan Brimob yang kemudian datang membantu. Hari 1 pertempuran dirasakan cukup berat oleh Yonif 721. 6 personilnya gugur, termasuk 2 orang perwira, selain itu 16 orang luka-luka.
Hari ke 2 kembali serangan dilancarkan. Anak-anak Yonif bertekad apa pun yang terjadi pertempuran hari ini harus dituntaskan. Serangan kali mendapatkan bantuan dari Satuan Brimob pimpinan Iptu Jack Ully yang akan melakukan gerakan melambung terlebih dulu.
Serangan dibuka dengan berondongan Bronco AU kemudian hantaman mortir dari Kiban. 4 Kipan 721 plus Satuan Brimob bergerak maju menuju sasaran masing-masing. Pertempuran hari ke-2 ini benar-benar lebih sengit dari hari-1. Sedikit demi sedikit, parimeter Fretilin yang terdiri dari batu-batu gunung kokoh terbuka. Meski begitu, karena posisi musuh berada di ketinggian, anak-anak 721 dan Brimob jadi bulan-bulanan tembakan dan lemparan granat dari atas bukit dan jembatan. Bahkan tidak jarang gelinding batu sebesar kerbau mengancam mereka dibawah.
Kembali kontak senjata memakan korban dikedua belah pihak, rusuk kiri dan kanan diserang serentak oleh Kipan A dan B, sedangkan dari depan, sebaai front serangan Kipan C bahu membahu dengan satuan Brimob berjibaku memanjat ketinggian. Menjelang siang, parimeter terdepan jembatan kubu Fretilin sudah terbuka lebar. Brimob pimpinan Ipda Jack Ully ( Brigjen Pol. Purn. ex Kapolda NTT ) yang pertama kali memasuki pertahanan Fretilin di samping jembatan. Kipan B pimpinan Kapten Amir kemudian melumpuhkan sarang-sarang mortir Fretilin di atas bukit.
Bendera Merah Putih kemudian berkibar di atas bukit dan di jembatan. Dengan jatuhnya parimeter Gleno, maka bisa dikatakan kawasan Dilli dan sekitarnya, khususnya Sektor Tengah relatif bersih dari konsentrasi Fretilin. Mayat-mayat musuh termasuk yang terluka saling bertumpukan di pertahanan diatas bukit, sisa-sisa mereka yang coba melarikan diri ke arah barat dihadang oleh Yon Marinir yang memblokade jalur disana. Kontak senjata kembali terjadi, kali ini bukan cuma anak-anak Yonif 721 dan Brimob yang “pesta petasan”, Yon Marinir kebagian juga.